Cara Mengatasi Murid Yang Bermasalah Belajar - Mengajar itu memang rumit. Bukan
saja guru harus tahu banyak tentang bahan pelajaran dan menguasainya, tetapi
juga harus faham tentang murid-muridnya dan proses belajar-mengajar. Kecuali
itu guru juga harus memiliki atau mengembangkan bakat untuk mengajar-suatu
aspek seni. Bukan saja guru harus mengajar di depan kelas, tetapi juga
menyiapkan dan mendesain bahan pelajaran, memberikan tugas-tugas, menilai
proses dan hasil belajar murid, merencanakan kegiatan-kegiatan lain dan
menegakkan disiplin. Disamping itu guru harus menyimpan dan memelihara
catatan-catatan tentang muridnya, mengatur dan mengelola kelas, mengembangkan
kegiatan-kegiatan belajar, berbicara kepada orang tua murid dan bahkan
melakukan kegiatan bimbingan dan konselling bagi murid-muridnya. Mengajar ialah
melatih keterampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan
nilai-nilai. Mengajar adalah membuat perubahan pada diri murid. Mengajar dapat
dilakukan dengan cara ceramah, persuasi, demonstrasi, membimbing dan mengarahkan
usaha dan aktifitas murid atau dengan kombinasi cara tersebut. Mengajar dapat
hanya melibatkan pengetahuan dan keterampilan guru sendiri atau dapat
memanfaatkan bahan-bahan yang telah disiapkan oleh pihak lain seperti film,
perangkat komputer, manusia sumber aau kombinasi antara bakat, keterampilan dan
pengetahuan yang telah dimiliki murid.
Mengajar
Mengajar dikatakan efektif
apabila meliputi tiga langkah, yaitu langkah sebelum mengajar, langkah
pelaksanaan mengajar, dan langkah sesudah mengajar. Langkah sebelum mengajar,
meliputi, menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang maupun
jangka pendek. Langkah pelaksanaan mengajar, langkah ini berupa
pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk membawa murid mencapai
tujuan pengajaran. Langkah ini meliputi komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan
kontrol (pembinaan disiplin dan pengelolaan). Langkah sesudah mengajar langkah
ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan
yang telah ditetapkan guru sebelum mengajar. Dari proses penilaian ini dapat
diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan pengajaran,
seberapa tinggi tingkat kesiapan murid, tetap tidaknya strategi mengajar yang
digunakan dan bahkan derajat relevansi dan ketepatan prosedur penilaian
yang ditempuh.
Peranan Guru
Peranan guru yang dianggap
penting adalah:
Guru sebagai Pembuat keputusan.
Guru harus selalu membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan metode
mengajar. Keputusan-keputusan ini didasarkan atas banyaknya factor seperti
bahan inti yang harus diajarkan, kemampuan murid dan apa yang diperlukan
olehnya dan tujuan yang akan dicapai.
Guru sebagai motivator.
Murid tidak berhasil dengan sendirinya, melainkan dengan peran guru sebagai
motivator. Ada beberpa pelajaran yang di sampaikan guru tidak menarik minat dan
perhatian murid. Memulai memngajar dengan penuh semangatpun tidak merupakan
jaminan bahwa minat dan konsentrasi murid dapat berlangsung lama. Banyak
keputusan yang dibuat guru berpengaruh terhadap motivasi murid. Cara memberikan
nilai misalnya, dapat mendorong murid belajar lebih giat atau malah
menjadikannya putus asa. Bahkan pelajaran yang dipilih yang sejalan dengan
minat dan kemampuan murid dapat membantu mendorong mereka belajar. Maslahnya
ialah bagaimanakah guru dapat mempertahankan minat dan perhatian murid selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Guru sebagai Manajer.
Waktu yang di pergunakan guru untuk berinteraksi secara verbal dengan murid
rata-rata antara 20 sampai 30 persen setiap harinya. Selebihnya di pergunakan
untuk kegiatan pengelolaan, seperti supervisi, organisasi pelajarn,menyiapkan
ujian, memeriksa dan menilai pekerjaan murid, menghadiri rapat, mengadakan
pertemuan dengan orang tua murid dan sebagainya.
Guru sebagai pemimpin.
Meskipun guru harus menangani kebutuhan murid orang perorang, tetapi
kenyataannya jarang berbuat demikian. Mengajar nyatanya adalah memimpin
sekelompok murid. Guru yang efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu
memanfaatkan potensi kelompok untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
individual. Dalam peranannya sebagai pemimpin kelompok, guru diharapkan menjadi
wasit, pelerai kecemasan, detektif, pencegah timbulnya perasaan bermusuh dan
frustasi, teman dan orang kepercayaan, pengganti orang tua, sumber kasih saying
dan pemberi semangat.
Guru sebagai konselor.
Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku
dan gerak gerik murid. Guru harus berusaha memberikan tanggapan yang
konstruktif apabila murid mengalami kelesuan dalam belajar. Dia harus tahu
apabila ada murid perlu dikonsultasikan kepada ahli kesehatan mental misalnya.
Disetiap kelas tidak jarang murid mengadukan persoalan pribadinya kepada guru.
Guru sebagai insinyur atau
perekayasa lingkungan. Guru diharapkan menjadi desainer yang dapat
menata ruang kelas dengan baik sehingga menimbulkan suasana belajar yang
kondusif.. Bukankah penataan ruangan kelas dapat membantu atau mengganggu
proses belajar? Perubahan tata ruang kelas itu mungkin saja tidak menyolok,
seperti menggantungkan gambar di depan kelas atau menyuruh murid duduk dalam
posisi lingkaran untuk keperluan diskusi dan sebagainya.
Guru juga berperan sebagai model
atau contoh bagi muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul
karena pelajaran itu diberikan oleh guru yang penuh gairah dengan menggunakan
metode demonstrasi. Sebaliknya gairah terhadap suatu mata pelajaran memudar
karena mata pelajaran itu diberikan dengan metode ceramah yang gersang. Dengan
demikian guru tersebut dengan sengaja berperan sebagai model. Demonstrasi dalam
mata pelajaran fisika, kimia dan kesejahteraan keluarga adalah contah
permodelan langsung (direct modeling). Tetapi dalam banyak hal yang lain, guru
tidak begitu menyadari peranannya sebagai model. Sebagai contoh, guru selalu
berperan sebagai model dalam mendemonstrasikan cara berfikir memecahkan
masalah. Apabila guru dapat melibatkan muridnya berfikir melalui berbagai macam
alternatif pemecahan masalah, besar kemungkinan muridnya menjadi sadar bahwa
mereka mampu memecahkan masalah dalam berbagai macam situasi.
Problem-Problem Yang Dihadapi
Guru
Semakin meluasnya tujuan
pendidikan, maka akan semakin menambah beban tanggung jawab guru dan
menimbulkan problem serius bagi pelaksanaan oekerjaannya. Adapun factor penyebab
timbulnya kesulitan yang dihadapi guru di dalam kelas dan pada situasi lain di
sekolah adalah sebagai beikut : (1) Kurang memadainya pengetahuan
guru tentang murid. (2) Kurang memadainya apresiasi guru terhadap
tujuan asasi pendidikan. (3) Kurang terampil melakukan diagnosis.
(4) Tidak pandainya guru menggunakan metode mengajar yang baik dan cara yang
mengelola kelas. (5) Tetapi secara fundamental, problem yang
dihadapi guru meruapakan akibat dari : a Sikap pribadi dan sikap social yang
tidak konstruktif. b Kurang percaya pada diri sendiri. c Emosi yang tidak
stabil.
Kecakapan mengajar yang efektif
dan sikap yang baik tidaklah diperoleh secara kebetulan saja. Pengalaman kerja
mungkin merupakan factor yang penting, tetapi bertahun-tahun mengajar bisa saja
malah menambah rumit kesulitan terdahulu keculi apabila guru dipersiapkan
dengan baik sebelumnya.
Kesulitan Belajar Anak
Aktifitas belajar bagi setiap
individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar,
kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari,
kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya
tinggi, tetapi terkadang juga sulit mengadakan konsentrasi. Demikian antara
lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap murid dalam proses belajar
mengajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan ini pulalah
yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar murid. Dalam keadaan murid
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut “kesulitan
belajar”.
Kesulitan belajar ini tidak
selalu disebabkan factor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi
dapat juga disebabkan oleh factor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang
tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Karena itu, dalam rangka
memberikan bimbingan yang tepat kepada murid, maka guru perlu memahami masalah
yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Faktor penyebab kesulitan
belajar:
Faktor intern, disebabkan
oleh dua hal, Pertama sebab yang bersifat fisik, yaitu (1) karena sakit
(2) karena kurang sehat (3) karena cacat tubuh. Kedua sebab
kesulitan belajar karena rohani, yaitu (1) Intelegensi (2) Bakat (3) Minat (4)
Motifasi (5) factor kesehatan mental (6) tipe khusus seorang murid.
Faktor external, disebabkan
oleh tiga hal, Pertama Faktor Keluarga, yaitu (1) factor orang
tua (2) Suasana rumah/keluarga (3) keadaan ekonomi keluarga. Kedua Faktor
Sekolah, yaitu (1) guru (2) factor alat (3) Kondisi gedung (4) kurikulum
(5) waktu sekolah dan disiplin kurang. Ketiga Faktor Mass Media dan
lingkungan social, yaitu TV, Surat Kabar Majalah, Buku Komik, teman bergaul,
lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat.
Anak Bermasalah
Seorang murid dikategorikan
sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukkan gejala penyimpangan
perilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya. Penyimpangan
perilaku ada yang sederhana ada juga yang ekstrim.
Penyimpangan perilaku yang sederhana, misalnya mengantuk, suka menyendiri,
terlambat datang. Sedangka ekstrim adalah sering membolos, memeras teman, tidak
sopan.
Mengenal Murid Yang
Bermasalah Belajar
Beberapa gejala pertanda adanya
kesulitan belajar antara lain : (1) Menunjukkan prestasi yang rendah/di Bawah
rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas. (2) Hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya
selalu rendah. (3) ambat melaksanakan tuga-tugas belajar. Ia selalu tertinggal
dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal
latihan dsb. (4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh,
berpura-pura dusta, dll. (5)Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya
mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu
sedih.
Usaha Mengatasi Anak
Bermasalah
Secara sistematis,
langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha mengatasi anak bermasalah adalah
: (1) Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang.
(2) Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama
yang menimbulkan masalah. (3) Memahami keberadaan anak dengan
sedalam-dalamnya. (4) Menunjukkan cara penyelasaian masalah yang tepat untuk di
renungkan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya. (5)Menemukan segi-segi
kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi kekurangannya.
(6) Menanamkan nilai-nilai spritual yang benar.
Tengkyu min share ilmunya....
ReplyDeleteditunggu nih kunjungan baliknya ke :
Tiga Ilmu
Pedagang Online
Lyric 46
Lintas Masakan
Ratu Dagang