Peranan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Filsafat terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu
teori pengalaman, teori hakikat, dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua
cabang filsafat yang cukup terkenal: etika dan estetika. Yang
keduanya membicarakan masalah nilai. Nilai adalah harga; sesuatu mempunyai
nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya. Pada umumnya orang akan
mengatakan bahwa nilai sesuatu melekat pada benda dan bukan di luar benda,
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa nilai itu ada di luar benda.
Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai
kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah laku menusia dilihat dari segi baik
dan buruknysa tingkah laku tersebut. Etika bertugas memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut : Atas dasar hak apa orang menuntut kita untuk
tunduk terhadap norma-norma yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan, dan
sebagainya. Bagaimana kita bias menilai norma-norma itu ? Pertanyaan ini timbul
dalam benak kehidupan kita sehari-hari. Etika memiliki sifat dasar, yiatu
kritis; mempersoalkan norma-norma yang dianggap berlaku; menyelidiki dasar
norma-norma itu; mempersoalkan hak dari setiap lembaga untuk memberi perintah
dan larangan untuk ditaati.
Intinya, etika itu menuntut orang agar bersikap
rasional terhadap semua norma yang pada akhirnya membentuk manusia menjadi
lebih otonom dan memberi kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap sendiri
serta ikut menentukan arah perkembangan masyarakat.
Etika menyelidiki pernyataan-pernyataan moral yang
merupakan perwujudan dari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan dalam
bidang moral. Jika kita periksa segala macam pernyataan moral, maka kita akan
melihat dasar dari berbagai macam pernyataan, yaitu 1) pernyataan tentang
tindakan manusia dan 2) pernyataan tentang manusia itu sendiri atau tentang
unsure-unsur kepribadian manusia, seperti motif-motif, maksud, dan watak.
Terdapat empat macam pendekatan dalam menilai
pendapat moral, yaitu pendekatan empiris deskriptif, pendekatan fenomenologis,
pendekatan normative, dan pendekatan metafisika.
Etika normative menjawab pertanyaan: menurut
norma-norma manakah kita seharusnya bertindak? Jawabannya mendasari beberapa
teori, yakni teori deontologist, teori teleologis, dan teori egoisme etis.
Etika utilitarianisme merupakan cabang kedua dari
etika setelah etika normative dan merupakan kelanjutan dari teori teleologis,
yaitu teori egoismeetis dan teori utilitarianisme. Etika utilitarianisme
bersifat universal. Dikatakan teleologis karena utilitarianisme menilai
betul-salahnya tindakan manusia ditinjau dari segi manfaat akibatnya; yang jadi
penilaian norma-norma bukanlah akibat-akibat baik bagi dirinya sendiri, melainkan
juga bagi seluruh manusia.
Kita harus memperhatikan kepentingan dari semua
orang yang mungkin akan terpengaruh oleh tindakan kita, termasuk diri
kita sendiri. Maka, utilitarianisme mengatasi egoisme dan membenarkan bahwa
pengorbanan pribadi untuk kepentingan orang lain merupakan tindakan yang
paling tinggi nilai moralnya. Teori ini terbagi atas dua bagian, yaitu teori
utilitarianisme tindakan dan utilitarianisme peraturan.
Etika teonom membicarakan norma-norma moral pada
kehendak Allah. Sehingga nilai ini dinamai teori teonom; theos berarti
Allah dan nomos berarti hukum. Etika teonom terdiri atas teori teonom
murni dan teonom hukum kodrat. Menurut teori etika teonom murni, mengajarkan
bahwa tindakan dikatakan benar bila sesuai dengan kehendak Allah dan dikatakan
salah apabila tidak sesuai, suatu tindakan wajib dikerjakan jika diperintahkan
Allah.
Teori ini banyak dipegan oleh orang-orang beragama,
namun tidak dibicarakan di sini sebagai pendapat beragama. Pendapat ini
membebaskan kita untuk menilai sesuatu hal yang kita anggap buruk ditentukan
oleh Allah seakan-akan secara sewenang-wenang. Sewaktu dikatakan benar
jika sesuai dengan tujuan manusia atau sesuai dengan kodrat manusia.
Sumber
Aliran_aliran Filsafat dan Etika; Prof. Dr. Juhaya
S. Praja: penerbit Kencana, 2005.
0 komentar on Peranan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari :