Legenda Riam Sabang Cerita rakyat Kuala Randau Semandang Hulu Ketapang - Di sebuah
kampung, bernama Riam Sabang, hidup sekelompok masyarakat Dayak. Mereka
berdampingan, sehingga rejeki mudah didapat, alam adalah segala-galanya bagi
mereka.
Dinamakan Riam
Sabang, karena sungai Semandang, dekat kampung mereka tedapat sebuah Riam
(Jeram).
Di hulu Jeram
terdapat sebuah teluk, berisi seekor ikan Tilan Merah (Sili) Raksasa, (Fire
Spinny Eel) bahasa latinnya ( Mastacembelus erythrotaenia). Masyarakat setempat
memberi nama Tilan Sabang. Karena teluk tersebut tepinya ditanami Sabang, dan
merupakan tempat mandi masyarakat kampung.
Ikan tersebut
berdiameter sekitar 50 centimeter dengan panjang 20 meter, setiap hari mencari
mangsa, setiap anak kecil yang mandi selalu hilang, dan itu terjadi setiap
hari, namun penduduk tidak percaya karena belum tahu Tina Sabang selalu
mengambil anak kecil menjadi santapannya.
Lama kelamaan
masyarakat resah karena setiap hari ada saja anak hilang ketika mandi,
keresahan itu perlahan terkuak setelah salah satu penduduk melihat langsung
ikan raksasa tersebut berjemur disebuah batu besar di teluk itu. Namun,
penduduk lainnya belum percaya, sampai ikan tersebut memakan anak kecil semakin
banyak.
Ikan tak
bersisik itu bahkan mengancam lewat mimpi, namun masyrakat setempat belum
percaya juga.
Sampai akhirnya,
suatu hari seorang anak berteriak dimulut ikan raksasa itu. Separuh badan anak
malang itu, sudah di dalam mulut ikan buas masuk kea rah lubang di teluk itu.
Baru masyarakat percaya, namun anak tersebut sudah dimangsa.
Masyarakat
setempat kemudian melakukan ritual adat, dipimpin seorang dukun. Ritual adat
‘Baangko’ atau memohon petunjuk kepada Duata (Tuhan) supaya dibantu pencarian
ikan buas tersebut. Kemudian hujan panas pun turun seketika pertanda petunjuk Sang
Duata, masyrakat mulai melakukan penggalian di sekitar teluk tersebut. Sampai
ke dalaman sepuluh meter baru ditemukan ikan tersebut sedang mengunyah anak
kecil yang baru dibawanya tadi siang.
Hari pun
menjelang sore, tanpa perlawanan ikan tersebut dibunuh beramai-ramai
masyarakat, kemudian ditarik ke daratan, dagingnya dipotong-potong dan
dibagikan ke seluruh masyarakat kampung.
Anehnya, setelah
dipotong pun daging ikan buas itu masih bias bicara meniru perkataan masyarakat
yang sedang membagikan dagingnya. Tanpa disadari masyarakat setempat yang memakan
ikan itu menjadi kanibal, kemudian memakan pula masyarakat lainnya. Beberapa
melarikan diri namun yang di kampung itu semuanya tewas karena saling memakan.
Sampai saat ini
Riam Sabang masih menjadi legenda masyarakat kampung Kuala Randau, Desa Semandang
Hulu Ketapang Kalbar. Kuburan yang disekitar Riam itu dipercaya sebagai kuburan
masyarakat kanibal akibat memakan ikan raksasa buas itu, bekas lubang galian
sepanjang 10 meter pun masih bisa dilihat, beberapa pencari ikan selalu
memasuki lubang itu karena ikan air tawar bersarang di sana.
Sumber : www.ceritadayak.com
Menurut Informasi dari seorang misionaris asal keluarga Munte Sibayak SUMUT, bahwa Sabang pada 2014 nanti akan didirikan sebuah Universitas Penginjilan Terbesar di Asia.
ReplyDeleteWahh di Ketapang ya..
ReplyDelete